Presiden AS Barack Obama, Rabu, mengatakan pemerintahnya tengah melakukan persiapan dan pencegahan sebaik mungkin untuk mengantisipasi flu babi (H1N1).
"Kami terus memantau secara seksama kasus virus flu H1N1 yang muncul di seluruh Amerika Serikat," kata Obama dalam pidato yang disiapkannya dalam rangka 100 hari masa jabatannya.
"Sebagaimana saya katakan pagi ini, ini tentu saja merupakan situasi yang sangat serius, dan setiap orang Amerika mesti mengetahui bahwa pemerintah mereka melakukan persiapan dan pencegahan sebaik mungkin," kata Obama.
Sementara itu di Bay Area, San Francisco, dua sekolah ditutup selama satu pekan mulai Rabu, setelah kasus flu babi ditemukan.
Seorang siswa di Branham High School di San Jose, Santa Clara County, diperiksa untuk mengetahui kemungkinan terserang flu babi sehingga para pejabat menutup sekolah itu sampai 5 Mei, lapor San Jose Mercury News.
"Semua kegiatan belajar-mengajar telah dibatalkan," kata Branham High School dalam satu pernyataan singkat yang disiarkan di laman Internetnya, yang menyatakan sekolah itu ditutup menyusul panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Sekolah Dasar Highlands di Pittsburg, Contra Costa County, juga ditutup Rabu, setelah tiga siswa diperiksa positif tertular flu babi.
Dalam satu pernyataan, SD itu menyatakan 13 siswa dari kelas empat di sekolah itu melaporkan gejala pada Selasa. Pemeriksaan mengenai semua siswa yang terpengaruh memperlihatkan bahwa tiga contoh "barangkali positif" flu babi.
Sementara flu babi menyebar ke sedikitnya 10 negara bagian AS Rabu, pemerintah menyarankan semua sekolah ditutup sementara sebagai pencegahan.
Semua sekolah yang dikonfirmasi atau diduga memiliki kasus flu babi mesti dengan kuat mempertimbangkan penutupan sementara sehingga kita dapat seaman mungkin, kata Presiden AS itu.
Obama juga menyatakan negaranya berhasil lepas landas dengan baik 100 hari pertama masa jabatannya.
"Jadi kita lepas landas dengan baik. Tetapi itu hanya permulaan. Saya bangga dengan apa yang telah kami capai, tapi saya tidak puas. Saya gembira dengan kemajuan kami, tapi saya tidak puas," kata Obama. Tanggal 29 April adalah tepat hari ke-100 Obama memangku jabatan.
Asean Tingkatkan Koordinasi Waspadai Flu Babi
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) meningkatkan koordinasi seiring adanya kedaruratan kesehatan publik menyusul munculnya virus flu babi yang dikhawatirkan dapat mengancam kawasan Asia Tenggara.
"Kawasan memiliki keperluan untuk mengatasi kondisi terakhir dan saya saat ini juga berkoordinasi dengan seluruh menteri kesehatan ASEAN untuk menyiapkan kerjasama dan dukungan yang diperlukan," kata Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dalam pernyataannya yang dikeluarkan oleh Sekretariat ASEAN di Jakarta, Rabu.
ASEAN, bersama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), telah memiliki sejumlah pengalaman pada 2007, 2008, dan 2009 untuk berkerja sama dengan pejabat kesehatan ASEAN dan untuk memastikan pengiriman Tamiflu dan Ralenza secara langsung dan efisien ke negara-negara yang membutuhkan.
Tamiflu dan Relenza dapat digunakan untuk memulihkan gejala seperti yang ditimbulkan oleh flu babi dan untuk mencegah penyebaran penyakit di antara mereka yang terinfeksi virus itu.
Dalam kerjasamanya dengan Jepang, ASEAN telah memiliki 500 ribu persediaan antivirus (Tamiflu dan Ralenza) di Singapura dan tambahan 500 ribu yang lain telah didistribusikan ke seluruh negara anggota ASEAN.
"Kami telah menyiapkan sistem untuk menyebarkan antivirus itu jika ada pandemi," kata Surin.
Ia mengatakan bahwa Sekretariat ASEAN akan bersiaga penuh selama 24 jam sehari untuk mengantisipasi permintaan antivirus dari negara anggota.
"Sekretariat ASEAN juga telah menyusun sebuah telekonferensi dengan para pejabat kesehatan di kawasan, para pakar untuk membicarakan penyakit itu," katanya.
Telekonferensi itu bertujuan untuk mengkaji tindakan pencegahan yang akan dilakukan oleh para anggota ASEAN dan keperluan untuk memiliki kesamaan sikap dalam upaya mengamankan kawasan, terkait dengan misal pengawasan, karantina, lintas batas dan isu-isu lain.
Pergerakan sumber daya tambahan dari antivirus ASEAN dan peralatan perlindungan diri pribadi juga dijadwalkan ada dalam agenda pembicaraan antara ASEAN dan para pejabat kesehatan kawasan itu.
Upaya kawasan diharapkan dapat membantu upaya-upaya yang telah dilakukan oleh setiap negara anggota ASEAN guna memastikan persiapan untuk menghadapi flu babi.
Kamboja, misalnya, telah meningkatkan pengawasan terhadap penyakit pernafasan tidak biasa di rumah sakit, pusat kesehatan dan bandara. Kamboja juga menyiapkan antivirus.
Sementara itu Filipina telah meningkatkan pengawasan di setiap bandara lokal maupuan internasional dan melakukan pemeriksaan suhu pada setiap penumpang pesawat dari negara-negara yang dilaporkan memiliki kasus flu babi.
Sekretariat ASEAN juga melanjutkan kerja sama dengan WHO dan lembaga kesehatan kawasan, kata Surin.
Menurut WHO --yang telah mengumumkan kejadian itu sebagai suatu kedaruratan kesehatan publik-- fase tiga penyebaran virus ditandai dengan munculnya kasus sporadis dari penyakit itu di manusia dengan transmisi terbatas antar manusia.
Sedangkan fase empat didefinisikan sebagai terjadinya transmisi antar manusia dan kemungkinan munculnya wabah di masyarakat. WHO telah menekankan kasus ini memiliki resiko menjadi pandemi.
Menkes Tak Pernah Katakan Flu Babi Dibuat Manusia
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menegaskan bahwa dia tidak pernah mengatakan ada kemungkinan virus flu babi buatan manusia sebagaimana dilansir Kantor Berita Perancis (AFP) pada Selasa (28/4).
Siti Fadilah mengemukakan hal itu di Jakarta, Rabu, menanggapi pemberitaan AFP yang dikutip ANTARA News tentang pernyataannya mengenai penularan virus flu babi.
Dia juga meminta media tidak memperkeruh suasana terkait penularan penyakit flu babi dengan berspekulasi dan berandai-andai, namun lebih mengedepankan upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mengantisipasi penyebarannya.
Ia menjelaskan, meski kasus itu belum dilaporkan terjadi di Indonesia namun pemerintah sudah memiliki kapasitas memadai untuk mengantisipasi penyebaran virus influenza karena sejak penyakitflu burung merebak pada 2005 berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi kejadian luar biasa influenza.
Pemerintah sudah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung termasuk Puskesmas, rumah sakit dan laboratorium pemeriksaan, membentuk jaringan surveilans penyakit influenza, membentuk jejaring komunikasi antar pihak terkait, serta memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dan relawan.
"Kita juga termasuk maju dalam penanganan flu burung dan beberapa kali sudah melakukan simulasi mengenai itu. Kemampuan ini juga bisa digunakan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit lain termasuk flu babi ini," katanya.
Pemerintah, kata Menteri Kesehatan, juga masih memiliki cukup stok obat antivirus oseltamivir yang efektif untuk pengobatan flu burung dan penyakit influenza babi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H1N1.
"Jadi kita tidak perlu terlalu takut dan khawatir, hanya harus tetap waspada karena tahun 1918 virus H1N1 pernah menyebabkan wabah influensa yang mengakibatkan puluhan juta orang meninggal dunia di Spanyol," jelas Menteri Kesehatan.
Ia menjelaskan, masyarakat bisa mencegah penularan penyakit tersebut dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan serta setelah buang air dan melakukan kontak dengan binatang.
Sebelumnya, menyusul merebaknya kasus flu babi di Amerika Utara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kejadian flu babi sebagai kedaruratan kesehatan publik yang butuh perhatian internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) berdasarkan masukan Emergency Committee.
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan meminta negara-negara anggota WHO untuk meningkatkan pengawasan terhadap kasus serupa influensa (Influenza-Like Illness/ILI) dan pneumonia berat namun belum merekomendasikan penerapan peringatan dan larangan perjalanan ke negara-negara dengan kasus flu babi.
"Kami terus memantau secara seksama kasus virus flu H1N1 yang muncul di seluruh Amerika Serikat," kata Obama dalam pidato yang disiapkannya dalam rangka 100 hari masa jabatannya.
"Sebagaimana saya katakan pagi ini, ini tentu saja merupakan situasi yang sangat serius, dan setiap orang Amerika mesti mengetahui bahwa pemerintah mereka melakukan persiapan dan pencegahan sebaik mungkin," kata Obama.
Sementara itu di Bay Area, San Francisco, dua sekolah ditutup selama satu pekan mulai Rabu, setelah kasus flu babi ditemukan.
Seorang siswa di Branham High School di San Jose, Santa Clara County, diperiksa untuk mengetahui kemungkinan terserang flu babi sehingga para pejabat menutup sekolah itu sampai 5 Mei, lapor San Jose Mercury News.
"Semua kegiatan belajar-mengajar telah dibatalkan," kata Branham High School dalam satu pernyataan singkat yang disiarkan di laman Internetnya, yang menyatakan sekolah itu ditutup menyusul panduan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Sekolah Dasar Highlands di Pittsburg, Contra Costa County, juga ditutup Rabu, setelah tiga siswa diperiksa positif tertular flu babi.
Dalam satu pernyataan, SD itu menyatakan 13 siswa dari kelas empat di sekolah itu melaporkan gejala pada Selasa. Pemeriksaan mengenai semua siswa yang terpengaruh memperlihatkan bahwa tiga contoh "barangkali positif" flu babi.
Sementara flu babi menyebar ke sedikitnya 10 negara bagian AS Rabu, pemerintah menyarankan semua sekolah ditutup sementara sebagai pencegahan.
Semua sekolah yang dikonfirmasi atau diduga memiliki kasus flu babi mesti dengan kuat mempertimbangkan penutupan sementara sehingga kita dapat seaman mungkin, kata Presiden AS itu.
Obama juga menyatakan negaranya berhasil lepas landas dengan baik 100 hari pertama masa jabatannya.
"Jadi kita lepas landas dengan baik. Tetapi itu hanya permulaan. Saya bangga dengan apa yang telah kami capai, tapi saya tidak puas. Saya gembira dengan kemajuan kami, tapi saya tidak puas," kata Obama. Tanggal 29 April adalah tepat hari ke-100 Obama memangku jabatan.
Asean Tingkatkan Koordinasi Waspadai Flu Babi
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) meningkatkan koordinasi seiring adanya kedaruratan kesehatan publik menyusul munculnya virus flu babi yang dikhawatirkan dapat mengancam kawasan Asia Tenggara.
"Kawasan memiliki keperluan untuk mengatasi kondisi terakhir dan saya saat ini juga berkoordinasi dengan seluruh menteri kesehatan ASEAN untuk menyiapkan kerjasama dan dukungan yang diperlukan," kata Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dalam pernyataannya yang dikeluarkan oleh Sekretariat ASEAN di Jakarta, Rabu.
ASEAN, bersama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), telah memiliki sejumlah pengalaman pada 2007, 2008, dan 2009 untuk berkerja sama dengan pejabat kesehatan ASEAN dan untuk memastikan pengiriman Tamiflu dan Ralenza secara langsung dan efisien ke negara-negara yang membutuhkan.
Tamiflu dan Relenza dapat digunakan untuk memulihkan gejala seperti yang ditimbulkan oleh flu babi dan untuk mencegah penyebaran penyakit di antara mereka yang terinfeksi virus itu.
Dalam kerjasamanya dengan Jepang, ASEAN telah memiliki 500 ribu persediaan antivirus (Tamiflu dan Ralenza) di Singapura dan tambahan 500 ribu yang lain telah didistribusikan ke seluruh negara anggota ASEAN.
"Kami telah menyiapkan sistem untuk menyebarkan antivirus itu jika ada pandemi," kata Surin.
Ia mengatakan bahwa Sekretariat ASEAN akan bersiaga penuh selama 24 jam sehari untuk mengantisipasi permintaan antivirus dari negara anggota.
"Sekretariat ASEAN juga telah menyusun sebuah telekonferensi dengan para pejabat kesehatan di kawasan, para pakar untuk membicarakan penyakit itu," katanya.
Telekonferensi itu bertujuan untuk mengkaji tindakan pencegahan yang akan dilakukan oleh para anggota ASEAN dan keperluan untuk memiliki kesamaan sikap dalam upaya mengamankan kawasan, terkait dengan misal pengawasan, karantina, lintas batas dan isu-isu lain.
Pergerakan sumber daya tambahan dari antivirus ASEAN dan peralatan perlindungan diri pribadi juga dijadwalkan ada dalam agenda pembicaraan antara ASEAN dan para pejabat kesehatan kawasan itu.
Upaya kawasan diharapkan dapat membantu upaya-upaya yang telah dilakukan oleh setiap negara anggota ASEAN guna memastikan persiapan untuk menghadapi flu babi.
Kamboja, misalnya, telah meningkatkan pengawasan terhadap penyakit pernafasan tidak biasa di rumah sakit, pusat kesehatan dan bandara. Kamboja juga menyiapkan antivirus.
Sementara itu Filipina telah meningkatkan pengawasan di setiap bandara lokal maupuan internasional dan melakukan pemeriksaan suhu pada setiap penumpang pesawat dari negara-negara yang dilaporkan memiliki kasus flu babi.
Sekretariat ASEAN juga melanjutkan kerja sama dengan WHO dan lembaga kesehatan kawasan, kata Surin.
Menurut WHO --yang telah mengumumkan kejadian itu sebagai suatu kedaruratan kesehatan publik-- fase tiga penyebaran virus ditandai dengan munculnya kasus sporadis dari penyakit itu di manusia dengan transmisi terbatas antar manusia.
Sedangkan fase empat didefinisikan sebagai terjadinya transmisi antar manusia dan kemungkinan munculnya wabah di masyarakat. WHO telah menekankan kasus ini memiliki resiko menjadi pandemi.
Menkes Tak Pernah Katakan Flu Babi Dibuat Manusia
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menegaskan bahwa dia tidak pernah mengatakan ada kemungkinan virus flu babi buatan manusia sebagaimana dilansir Kantor Berita Perancis (AFP) pada Selasa (28/4).
Siti Fadilah mengemukakan hal itu di Jakarta, Rabu, menanggapi pemberitaan AFP yang dikutip ANTARA News tentang pernyataannya mengenai penularan virus flu babi.
Dia juga meminta media tidak memperkeruh suasana terkait penularan penyakit flu babi dengan berspekulasi dan berandai-andai, namun lebih mengedepankan upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mengantisipasi penyebarannya.
Ia menjelaskan, meski kasus itu belum dilaporkan terjadi di Indonesia namun pemerintah sudah memiliki kapasitas memadai untuk mengantisipasi penyebaran virus influenza karena sejak penyakitflu burung merebak pada 2005 berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi kejadian luar biasa influenza.
Pemerintah sudah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung termasuk Puskesmas, rumah sakit dan laboratorium pemeriksaan, membentuk jaringan surveilans penyakit influenza, membentuk jejaring komunikasi antar pihak terkait, serta memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dan relawan.
"Kita juga termasuk maju dalam penanganan flu burung dan beberapa kali sudah melakukan simulasi mengenai itu. Kemampuan ini juga bisa digunakan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit lain termasuk flu babi ini," katanya.
Pemerintah, kata Menteri Kesehatan, juga masih memiliki cukup stok obat antivirus oseltamivir yang efektif untuk pengobatan flu burung dan penyakit influenza babi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H1N1.
"Jadi kita tidak perlu terlalu takut dan khawatir, hanya harus tetap waspada karena tahun 1918 virus H1N1 pernah menyebabkan wabah influensa yang mengakibatkan puluhan juta orang meninggal dunia di Spanyol," jelas Menteri Kesehatan.
Ia menjelaskan, masyarakat bisa mencegah penularan penyakit tersebut dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan serta setelah buang air dan melakukan kontak dengan binatang.
Sebelumnya, menyusul merebaknya kasus flu babi di Amerika Utara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kejadian flu babi sebagai kedaruratan kesehatan publik yang butuh perhatian internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) berdasarkan masukan Emergency Committee.
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan meminta negara-negara anggota WHO untuk meningkatkan pengawasan terhadap kasus serupa influensa (Influenza-Like Illness/ILI) dan pneumonia berat namun belum merekomendasikan penerapan peringatan dan larangan perjalanan ke negara-negara dengan kasus flu babi.
0 comments:
Post a Comment