Ranieri: Juventus harus agresif
Wednesday, March 11, 2009 | 3:23 PM|
Ranieri menangani Chelsea antara tahun 2000 sampai 2004
Bos Juventus Claudio Ranieri mengatakan gol di awal-awal pertandingan sangat penting guna memenangkan pertandingan Liga Champions melawan Chelsea.
Dalam pertandingan pertama di Stamford Bridge dua minggu lalu, Juventus kalah 0-1 lewat gol Didier Drogba.
Menurut Ranieri, dia akan menurunkan kombinasi penyerang Alessandro del Piero dan David Trezeguet dalam pertandingan di Turin hari Selasa malam.
"Kami memerlukan gol secepatnya," kata mantan manajer Chelsea tersebut.
"Kami harus bermain seperti permainan kami biasanya, dan mencetak gol."
"Bos Chelsea Guus Hiddink berhasil membawa Chelsea mencapai beberapa kemenangan, namun di satu waktu mereka akan kalah." tambah Ranieri.
Ranieri juga mengharapkan bahwa penonton di Stadion Delle Alpi akan menjadi faktor penentu.
"Klub-klub Inggris sering kewalahan bertandang di kandang lawan. Penonton kami harus memberi bantuan."
Chelsea yang memenangkan lima pertandingan di bawah asuhan Hiddink, gagal memenangkan pertandingan di kandang lawan di Liga Champions musim ini, seri melawan Bordeaux dan CFR Cluj dan kalah 1-3 dari AS Roma.
Akan menyerang
Hiddink sendiri mengatakan bahwa mereka tidak akan bermain bertahan dalam usaha mempertahankan keunggulan dari pertandingan pertama.
"Tidak kebobolan selalu merupakan hal yang bagus," kata pelatih asal Belanda tersebut. "Ini penting sekali."
"Tetapi bila kita hanya menunggu di pertandingan kedua, dan berharap tidak kebobolan, atau berusaha tidak kebobolan, dan tidak berinisiatif sama sekali, maka akan timbul banyak masalah." kata Hiddink.
"Jadi, bila berkesempatan, kami akan menyerang. Ini sudah menjadi karakter kami. Kalau kami hanya bertahan, maka kami akan menghadapi kesulitan."
Juventus belum terkalahkan dalam 13 pertandingan Liga Champions di kandang sendiri, mencatat 10 kemenangan, dan 3 seri.
Namun dalam dua penampilan terakhir di Liga Champions, mereka ditundukkan oleh klub Inggris, Liverpool di tahun 2005, dan Arsenal setahun kemudian.
Juventus tidak bertanding di Liga Champions dalam dua tahun terakhir, karena terlibat dalam skandal pengaturan hasil pertandingan Seri A Italia.